
Kabut putih itu perlahan menipis dan aku mulai melihat sebuah sinar terang yang menyilaukan mata ku. Aku membuka mata ku dan melihat kesekeliling ruangan yang tidak ada siapa-siapa kecuali benda-benda mati ini, aku merunduk mencoba mengingat apa yang terjadi. Aku mengingatnya, kepala ku terbentur pintu dan aku langsung pingsan, aku meraih kepala ku yang masih terasa sedikit sakit dengan kapas dan plester yang terbalut di kening sebelah kanan. Baru saja aku menjatuhkan kaki ku ke lantai tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar ku.
“ekh de, kamu sudah bangun?” tanya laki-laki yang sudah menolong dan membawa ku kerumah sakit ini “kamu mau kemana? Kamu harus tetap di tempat tidur” ujarnya sembari melakah mendekat kearah ku.
Mendengar ucapannya aku segera menarik kembali kaki ku keatas kasur, teringat kejadian saat aku merontak yang akhirnya kepala ku menjadi korban, aku tidak mau sampai kaki ku patah gara-gara tidak menuruti ucapannya “aku pingsan berapa lama ka?” tanya ku langsung.
“kamu hanya pingsan sebentar selebihnya kamu tertidur pulas selama kurang lebih tiga jam setelah dokter memberikan mu obat” jawab laki-laki yang sampai detik ini belum ku ketahui namanya.
“tiga jam ka? Wah lama sekali aku tidur. Maaf ya ka jadi merepotkan kakak padahal kita nggak saling kenal” ujar ku merasa bersalah karena telah mengerepotkannya.
“nggak apa-apa de tenang aja” jawabnya sambil tersenyum, tidak ada raut menyesal dari wajahnya karena telah menolong ku benar-benar tulus
“nama ku Langit Ramadhan” ia menjulurkan tangannya tanda bersalaman.
“nama ku Bintang” kami berjabat tangan “terimakasih banyak ka untuk pertolongan kakak pada ku” ujar ku dengan sepenuh hati.
“sekarang kita sudah saling kenal jadi jangan merasa seperti orang asing lagi dan nggak perlu merasa nggak enak karena sudah kewajiban ku sebagai dokter yang kebetulan baru saja disumpah untuk selalu menolong orang yang sedang sakit” ujarnya menjelaskan semua pertanyaan dibenak ku tentang dirinya yang begitu ikhlas menolong ku, ternyata laki-laki tampan didepan ku ini adalah dokter muda yang baru lulus dan disumpah profesi.
“yaa walaupun aku belum benar-benar bertugas tapi aku sudah menganggap mu sebagai pasien pertama ku” ujar ka langit sembari mengusap rambut ku pelan.
Bersambung…